Widgetized Footer

Jul 21, 2007

Air Terjun Lahar Badak



· Asri Tapi Sulit Dijangkau

Air terjun hangat lahar badak yang terletak di sekitar kawah Gunung Kelud, ternyata hingga saat ini belum terjamah Dinas Informasi dan Pariwisata Kab. Kediri. Padahal, air terjun yang sebenarnya terbentuk karena pengendalian lahar Gunung Kelud itu, sangat asri, dan tentu saja airnya mengandung belerang.

”Kalau cuma panu, atau penyakit kulit lainnya, insyallah bisa sembuh jika mandi di sini,” terang Suwarno, pemandu Sindo, menuju ke air terjun hangat Lahar Badak, kemarin.
Sebagai nasehat, jika tak kuat fisik untuk saat ini perlu dipertimbangkan menuju ke air terjun Lahar Badak. Sebab, lokasinya harus menuruni bukit sampai 500 meter dari lokasi parkir di dekat terowongan Ganesha. Ketika mencoba ke sana, Sindo harus turun dari lokasi parkir hingga sungai kecil berair jernih. Menurut Suwarno, air jernih itu berasal dari mata air Gunung Sumbing. Gunung ini terletak dalam satu kawasan kawah Gunung Kelud sebelah selatan melingkar hingga ke timur kawah. Di sebelah utara kawah berbentuk kaldera, ada puncak Gunung Kelud dan puncak Gunung Belerang. Sementara di bagian barat kawah seluas 25 hektare itu, berdiri tegak Gunung Gadjah Mungkur yang dibawahnya ditembus terowongan Ganesha sebagai jalan menuju kawah. ”Kita harus menyusuri sungai kecil ini hingga berjarak sekitar 100 meter,” terang Suwarno memandu.
Perjalanan bersama Suwarno seperti masuk hutan belantara Gunung Kelud. Betapa tidak, kepala harus sering merunduk jika tidak ingin terkena kayu yang malang melintang sepanjang sungai kecil. Matapun harus waspada melihat jari kaki. Jika tidak, bisa dipastikan akan terpeleset bebatuan sepanjang sungai. Apalagi batu-batu tersebut ditumbuhi lumut yang sangat licin sehingga harus ekstra waspada. Menyusuri sungai itu, hanya membutuhkan waktu 30 menit. Tetapi, keringat terus berkucuran karena jalurnya terjal dan menguras tenaga. Kelelahan itu, seakan hilang ketika terdengar derasnya air jatuh. Buih-buih putih akibat air jatuh, membuat mata yang sebelumnya lelah menjadi menyala lagi. ”Ini air terjunnya mas, silakan mandi atau cuci muka sepuas-puasnya,” kata Suwarno sambil menceburkan kakinya ke dalam sungai.
Rasanya tawar tetapi hangat ketika disentuh, ketika dihirup baunya belerang. Air hangat Lahar Badak ini, kata Suwarno, berasal dari kawah Gunung Kelud yang terletak di sebelah utara Gunung Sumbing. Ketika ditelusuri, ternyata air tersebut berasal dari sebuah terowongan bersiameter sekitar 5 meter. ”Airnya berasal dari terowongan yang berfungsi sudetan dari kaawah Gunung Kelud menuju ke sebelah barat kemudian diteruskan menuju sungai lahar,” jelas bapak dua anak itu.
Untuk menuju ke ujung terowongan air terjun Lahar Badak, harus melalui bronjong kawat yang di dalamnya tertata rapi bongkahan batu. Harus melalui 3 tingkat untuk sampai ke ujung terowongan. Itupun harus berjuang menghindari ranting kayu berlumut yang tumbuh di sekeliling aliran air terjun seluas 5 meter itu. ”Sampai saat ini belum ada pengunjung yang datang ke sini, kecuali sampean mas,” kata Suwarno sambil menarik tangan Sindo.
Bau belerang bercampur air menyengat hidung ketika berdiri di atas ujung terowongan. Uap air akibat terjatuh pada batu padas semakin terasa seiring kabut mulai menyelimuti kawasan itu. ”Sebentar lagi kita harus pulang kalau tidak ingin terjebak di sini,” kata Suwarno khawatir.
Usai mengambil beberapa gambar, kaki harus berjalan lagi turun. Kali ini harus ekstra hati-hati karena licin. Setelah melalui tiga tingkat air terjun itu, Suwarno mengajak istirahat. Di sela menarik nafas panjang karena kelelahan, ia menuturkan ikhwal aire terjun itu. Pada 1990, ketika Gunung Kelud meletus, terowongan tempat air kawah dibuang itu tertutup pasir. Warga Sugihwaras, kebingungan mencari jejak terowongan air terjun lahar badak. Pinisepuh (tokoh adat) harus mencarinya dengan turun tebing selama 3 hari. Hari pertama gagal karena semuanya masih tertutup pasir. Beruntung dengan tongkat, pinisepuh itu berhasil mencari jejak jalan aspal yang berada di atas air terjun. Akhirnya pada hari ketiga, air terjun Lahar Badak yang selama ini mampu mengurangi debit kawah Gunung Kelud ditemukan. ”Sejak itu, tak ada orang yang kesini kecuali orang-orang proyek,” kata Suwarno.
Mereka, lanjutnya, mengerjakan saluran untuk air dari terowongan. Termasuk bronjong kawat berisi batu itu yang dibangun setahun sesudah letusan dahsyat yang pasirnya sampai di Australia. Untuk menuju ke sini, pimpinan proyek harus menyewa helikopter untuk mengangkat alat berat sampai ke air terjun Lahar Badak. ”Alat berat itu, dipreteli jadi tiga bagian agar bisa diangkat helikopter. Sesudah sampai di sini, dirakit kembali,” katanya.
Kedepannya, Suwarno bersama 10 orang yang mengurusi wisata Gunung Kelud, bertekad menjadikan air terjun Lahar Badak sebagai tempat wisata. Sayangnya, sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemkab Kediri untuk menambah obyek wisata Gunung Kelud. Padahal lokasinya tak jauh dari kawah. Pun alamnya, masih asri karena jarang terjamah manusia. ”Ayo mas pulang, kabutnya sudah mulai turun,” ajak Suwarno meski jarum jam menunjuk pada angka 13.30.
Perjalanan naik ke atas ternyata tak seringan ketika turun. Jalan yang terjal dengan sudut nyaris 30 derajat menjadi tantangan tersendiri. Setelah terseok-seok dengan nafas tersengal, akhirnya perjalanan sampai di pos parkir kawasan Wisata Gunung Kelud. Sunawan, koordinator wisata Gunung Kelud, dihubungi terpisah, mengatakan, pihaknya akan membahas pengembangan air terjun Lahar Badak menjadi obyek wisata.”Tinggal membuka jalan ke arah air terjun. Misalnya dibuat tangga dan penunjuk arah. Selain itu, harus disurvey dulu apakah aman jika dikunjungi. Sebab, di sekitar Lahar Badak masih sering ditemui kijang, ular maupun binatang hutan lain,” jelasnya. (edi purwanto)

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Hobi

  • Membaca
  • Menulis

Usai Deadline

Powered by Blogger.

Sinung Pangupo Jiwo

Blitar, Jawa Timur, Indonesia

Tulisan Lama

Search This Blog