Widgetized Footer

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jun 18, 2013

Invictus

Out of the night that covers me; Black as the Pit from pole to pole;
I thank whatever gods may be; For my unconquerable soul
In the fell clutch of circumstance; I have not winced nor cried aloud
Under the bludgeonings of chance; My head is bloody, but unbowed
Beyond this place of wrath and tears; Looms but the Horror of the shade
And yet the menace of the years; Finds, and shall find, me unafraid
It matters not how strait the gate; How charged with punishments the scroll
I am the master of my fate; I am the captain of my soul

Puisi, William Ernest Henley berjudul “Invictus” di atas menjadi inspirasi Madiba Nelson Mandela. Berkat puisi itu pula, semangatnya tak lekang meski ditahan 30 tahun di penjara. Ini bukan soal Mandela. Ini adalah persoalan menjadi ”invictus” atau yang tidak terkalahkan. Mandela dalam fim Invictus yang diilhami true strory mampu menjadi motivator ulung bagi tim rugby Afrika Selatan. Tim rugby yang dulunya kacangan berubah menjadi singa afrika yang haus kemenangan.
Ujian Mandela diawali saat iring-iringan kendaraan presiden melintas di samping lapangan rugby. Nada cibiran keluar dari seorang pelatih yang meragukan kepemimpinan Mandela. Pada adegan lain, sebagian partai pengusung Mandela menolak keberadaan tim rugby. Sampai pada pertemuan di tingkat komite atau KONI-nya Indonesia, partai pengusung Mandela akan membubarkan tim rugby. Mandela sampai turun tangan menyelesaikan masalah ini. Dia mendatangi kantor KONI, dan menegur dengan bahasa halus bahwa keputusan KONI itu salah. Singkatnya tim rugby Afrika Selatan bertahan dan bersiap menghadapi Rugby World Cup 2005.
Masalah belum tuntas semuanya. Sebagian besar anggota tim rugby yang didominasi kulit putih juga meragukan kepemimpinan Mandela. Mereka ragu bisa memenangkan piala dunia. Di sinilah kepemimpinan Mandela diuji. Dia lantas ”menculik” kapten tim rugby yang diperankan Matt Damon. Matt diundang ke istana presiden.
Meski tidak jelas targetnya, tapi Madiba memberi puisi dari William Ernest. I am the master of my fate; I am the captain of my soul. Begitulah jika Madiba menugaskan untuk merebut piala dunia. Puisi itu pula yang menjadi inspirasi tim Afrika Selatan menjadi juara dunia. Mereka mampu mengalahkan Selandia Baru dengan spirit, I am the master of my fate; I am the captain of my soul. Seberapa penting rugby? Olahraga ini bagi Mandela sangat penting untuk menyatukan bangsa yang pernah terpecah antara kulit hitam maupun putih. Dan hasilnya, saat tim rugby juara, semua orang bersatu di bawah bendera Afrika Selatan.
Indonesia boleh dibilang tertinggal dibanding Afrika Selatan. Mereka pernah menggelar 2010 Fifa World Cup South Africa. Pagelaran yang semula diragukan akhirnya sukses. Ribuan rakyat Afrika Selatan bangga meski timnya gagal menembus final piala dunia. Semangat inilah yang layak diambil dari Afrika Selatan. Kepentingan negara di atas segala-galanya. Dengan bersatu semua hal-termasuk merengkuh juara piala rugby- bisa dilakukan. Semangat inilah yang perlu diusung pada Kongres PSSI yang digelar Komiter Normalisasi PSSI di Solo, 9 Juli mendatang. Tentu ini bukan pekerjaan mudah.”Saya butuh orang-orang yang punya ini (tangan Agum Gumelar memegang pin merah-putih),” kata Ketua KN Agum Gumelar saat berkunjung ke kantor Harian Seputar Indonesia, beberapa waktu lalu.
Ya, Agum Gumelar memang benar. Tidak memandang remeh jiwa nasionalisme para pemilik suara PSSI, namun kongres mendatang memang rawan ditunggangi kepentingan uang. Jika kongres nanti deadlock lagi, maka sanksi dari FIFA segera menanti. Pembinaan pemain sepak bola usia dini kandas. Mata rantai kompetisi tersendat. Jika kongres tidak diselamatkan, mimpi ribuan pemain sepak bola Indonesia bakal kandas. Indonesia membutuhkan spirit ”Mandela” seperti saat dia mendukung tim rugby. Negeri ini membutuhkan kesederhanaan “Mandela” untuk meraih mimpi jadi juara dunia. Beda pemimpin memang beda gaya. Mampukah Pak SBY? I am the master of my fate; I am the captain of my soul. (edi purwanto)

Zikir, Pikir, dan Ukir

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan dan sejuta beban, mari rehat sejenak. Beningkan hati. Mari berpikiran positif. Jangan biarkan tubuh Anda ikut bergemuruh panasnya otak. Biarkan air wudu mendinginkan kepala hingga hati Anda tersentuh basahnya zikir. Semuanya biarkanlah waktu yang membuka tabir. Layaknya gemuruh gelombang samudera, biarkan aliran darah mengalir lancar. Rasakan denyutnya seperti gelombang samudera membuang sampah ke pantai. Pejamkan mata. Rasakan denyutnya hingga bulu kuduk merinding menyambut sang khalik merasuk ke dalam jiwa-jiwa. Mari berjalan laksana air mengalir di sela-sela bebatuan. Ada jalan di sana. Ada alur sungai yang menuntun kita. Biarkan dan ikuti air meliuk-liuk di sela bebatuan hidup. Memang ada ganjalan di sana. Tapi nikmatilah layaknya pemain kung fu melenturkan tubuh. Jalan terang terbentang di depan mata. Nikmatilah laksana engkau di tepi kolam. Berkaca pada kebeningan kolam. Melawan diri kenali was-was. Semua semakin keruh kala otak terpuruk di jurang frustrasi. Sering menangis sejatinya membuka diri. Ketenangan kolam tempat kita bercermin diri. Kawan, teman dan saudara adalah kolam yang memantulkan sikap dan tingkah kita sehari-hari. Mari rehat sejenak. Tenangkan hati dan berpikir positif. Rileks Mari perlahan menarik napas dan hembuskan beban berulang-ulang. Setiap beban ada jalan untuk berpulang. Buka indera kita satu per satu. Bila terhimpit beban jangan khawatir terjepit apalagi terkejut. Biarkan indera kita terbuka. Pikiran rileks menjaga keseimbangan. Hadapi dengan tegas laksana air bah turun dari bukit. Di sinilah idealisme bertemu realitas. Rileks kawan.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Hobi

  • Membaca
  • Menulis

Usai Deadline

Powered by Blogger.

Sinung Pangupo Jiwo

Blitar, Jawa Timur, Indonesia

Tulisan Lama

Search This Blog