Widgetized Footer

Apr 9, 2007

Program Mi Murah; Setiap Bungkus Laba Rp200

BLITAR (SINDO) – Program pemasaran mi murah di Kabupaten Blitar ternyata sangat menguntungkan dari sisi laba. Program ”beli mi murah” untuk keluarga miskin (gakin) itu, diyakini akan menebalkan kantong oknum pemerintahan. Dari penelusuran di pasar tradisional, setiap bungkus mi yang diberi label mie sedap merakyat hanya dijual Rp500.

”Mie tersebut sebenarnya telah tersebar di pasar tradisional. Saya menjualnya Rp500, dengan harga jual seperti itu, setidaknya saya untung Rp100 per bungkusnya,” ungkap Sriatun, pedagang Pasar Pon Kota Blitar, kemarin.

Dengan asumsi seperti itu, maka penjual mi dalam program ”beli mi murah” akan mendapat keuntungan berlipat. Pasalnya, para keluarga miskin (gakin) yang selama ini jadi pangsa pasar, disuruh membeli per bungkusnya Rp600.

”Kalau dijual seharga itu bisa jadi keuntungannya Rp200. Apalagi kalau mengambil langsung dari pabrik, keuntungan bisa berlipat ganda. Apalagi mi tersebut dijual ke ratusan warga,” tukas wanita yang sudah 20 tahun berdagang sembako itu.

Sementara itu, pelaksanaan “beli mi murah” ternyata terjadi merata di seluruh Kabupaten Blitar. Pemilik program ini, sudah mengedarkan ribuan kupon yang dibagikan kepada Kepala Desa kemudian diteruskan kepada Kepala Dusun hingga Ketua RT.

Namun tidak semua Gakin takut protes atas program itu. Di Dusun Bendil, Desa Jiwut, Kec. Nglegok, sedikitnya 10 Gakin yang memiliki kupon menolak membeli mi tersebut. Menurut Sutrisno, Ketua RT setempat, ia menerima 10 kupon dikembalikan setelah dibagi pada para Gakin. ”Setelah itu, kami bagikan kembali pada yang mau beli,” ungkapnya.

Kasun Bendil, Suwito mengungkapkan, ia menerima sedikitnya satu bendel kupon pembelian mi murah. Semuanya sudah disebar kepada Gakin yang ada di Dusun Bendil. ”Saat membagikan, saya tidak menganjurkan kepada masyarakat untuk membeli. Yang saya katakan, beli atau tidak, tidak ada unsur paksaan,” ungkapnya.

Suwito melanjutkan, karena dibenak masyarakat sudah tertanam faham kalau menerima kupon berarti menerima bantuan, maka mereka berduyun-duyun membeli mi murah. Padahal, pihaknya sudah memberitahu, kalau tidak membeli juga tidak ada sangsi. ”Kami ini hanya ketiban sampur. Saya tidak mendapat keuntungan dari penjualan itu,” tandasnya.

Seperti diberitakan, ratusan Gakin warga Kabupaten Blitar “dipaksa” membeli mi murah dengan cara mengedarkan kupon ke kampung-kampung. Program yang belum diketahui program Pemkab atau bukan itu, mengegerkan warga. Pasalnya, sebagian besar warga merasa ditipu dengan pembelian mi murah tersebut. Ini disebabkan, mi tersebut lebih ringan dibandingkan mi lainnya. Sejauh ini sudah 4 kecamatan yang di beberapa desanya menjual mi instan dengan menggunakan kupon kepada gakin, yaitu Kecamatan Sanan Kulon, Udanawu, Nglegok dan Garum.


Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, M Taufich, mengatakan, pihaknya meminta eksekutif segera mengusut siapa yang memelopori program “beli mi murah”. “Kami minta program tersebut dihentikan. Apalagi sebagian warga ada yang mengaku diancam tidak akan mendapatkan jatah beras miskin kalau tidak mau membeli mie instan tersebut,” ujar Taufich.

Taufich tidak menyoal adanya produsen tertentu yang menawarkan dan menjual produknya kepada masyarakat. Namun bila melibatkan perangkat desa dan menggunakan sarana pemerintah, berupa balai desa, serta tanpa ijin kepada Pemkab hal itu jelas melanggar aturan. ”Saya dengar harga mi tersebut justru lebih mahal dibandingan di pasaran, jelas hal itu merugikan warga,” tandasnya.

Bupati Blitar, H Herry Noregroho SE MH dikonfirmasi wartawan, mengaku tidak tahu persis siapa yang mempunyai program tersebut. Ia sudah memanggil beberapa camat yang diwilayahnya ada penjualan mi instan kepada gakin. “Saat kami tanyakan kepada beberapa camat, mereka mengaku tidak tahu program ini. Tetapi saya akan terus minta dicari siapa penggagas dan penanggungjawab program ini,” kata Herry. (edi purwanto)

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Hobi

  • Membaca
  • Menulis

Usai Deadline

Powered by Blogger.

Sinung Pangupo Jiwo

Blitar, Jawa Timur, Indonesia

Tulisan Lama

Search This Blog