Coba simak data di Dinas Kesehatan Kota Kediri. Korban overdosis mencapai 34 orang, 11 diantaranya tewas selama Maret 2007 (selengkapnya lihat tabel). Tewasnya generasi muda masa depan negeri, diduga karena overdosis minuman keras dan narkoba. Hasil tes urine yang dilakukan petugas medis, sebagian urine diketahui mengandung benzodiazenipes. Zat beracun itu menyebabkan kerusakan otak.
Kalau kejadian luar biasa itu belum cukup untuk menyentakkan hati dan pikiran kita. Mari kita lihat data di RSU dr Iskak Tulunggung. Dalam kurun waktu yang relatif bebarengan dengan di
Sedemikian parahkah pemuda kita? Kebiasaan mengkonsumsi obat-obat psikotropika jenis lexotan, nampaknya memang menjadi gaya hidup bagi sebagian remaja Kediri, dan sekitarnya. Bahkan untuk menyandang gelar sebagai ketua geng, mereka mengadakan uji nyali dengan mengkonsumsi pil koplo.
Joni (nama samaran), 28, warga, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, menjelaskan, kebiasaan mengkonsumsi lexotan, ibaratnya sudah seperti memakan nasi bagi pemuda di kampungnya."Jika tidak ketemu lele (sebutan untuk obat double L), rasanya seperti belum makan nasi satu hari," ujarnya sambil cengar-cengir.
Bapak satu anak mantan ketua geng di kampungnya itu, mengungkapkan, tidak terlalu sulit mendapatkan pil koplo di wilayah eks Karesidenan Kediri. Cukup dengan berbekal rekomendasi sesama pengguna pil koplo, calon pemakai akan diperkenalkan kepada seorang pengedar yang selalu siap memenuhi berapapun obat yang dibutuhkan. ”Harganya murah, berkisar antara Rp2.500 - Rp5.000 per butir,” tukasnya.
Harga yang sangat murah itu, tidak terlalu berat bagi pemuda yang bekerja sebagai buruh serabutan dan pengamen jalanan. Apalagi peredaran pil koplo sudah dari kampung ke kampung. Sehingga, ibarat baru saja keluar rumah pil koplo sudah di depan mata. Dari penelusuran kasus per kasus, sebagian besar para korban tewas overdosis adalah pengamen dan buruh pada home industri yang tersebar di
Penghasilan mereka berkisar Rp15.000 – Rp25.000 per hari. Maka harga pil yang berkisar Rp2.500-Rp5.000, merupakan harga yang sangat murah untuk sekadar menikmati fly. Terkadang, untuk menunjukkan eksistensinya, satu kelompok pemuda tak keberatan untuk patungan membeli pil haram tersebut."Kalau pil sudah terkumpul, kami pesta kecil-kecilan di rumah salah satu teman," jelas Joni, yang sudah 2 tahun tidak menikmati lexotan .
Pesta narkoba rata-rata digelar untuk memperkuat persahabatan antar anggota kelompok. Dalam pada itu, tercipta sikap keterbukaan antar sesama anggota geng. Ini yang kemudian mendorong pesta adu nyali.
Ritual adu nyali dilakukan untuk mencari siapa yang terkuat. Siapapun yang sanggup menelan puluhan butir lexotan, dia yang akan dinobatkan sebagai ketua geng atau minimal dianggap jagoan. "Siapa yang terakhir berdiri dan tidak kolaps, dia yang akan dinyatakan sebagai ketua geng. Ini sudah menyangkut harga diri bagi kami sebagai laki-laki," ujarnya berapi-api.
Ritual ”gila” itu belum cukup. Bahkan, para pemuda itu melakukan eksperimen dengan meracik pil koplo dengan minuman beralkohol. Parahnya lagi, untuk menimbulkan sensasi yang luar biasa, minuman keras dan pil lexotan dioplos dengan obat nyamuk merek autan dan baygon.
Tak tanggung-tanggung, ada yang dicampur dengan bahan bakar bensin dan spiritus.
"Hanya saja, kadar bahan bakar tidak perlu banyak sehingga tidak terlalu kolaps," kata Joni ringan. Joni mengaku, koma selama 1 bulan di rumah sakit setelah minum minuman oplosan itu. Saat ini Joni sudah menyatakan berhenti mengkonsumsi narkoba setelah menjalani masa penyembuhan selama dua tahun. ”Saya sudah tobat, dan tidak ingin mengulangi masa lalu lagi,” pungkasnya.
Bagaimana bila ditinjau dari segi ilmu kejiwaan, Psikiater RS Bhayangkara Kota Kediri, Kompol dr Ronny Soebagyo SpKJ, mengungkapkan, apa yang dilakukan para pemuda tersebut dipicu masalah kehidupan. Pada masa seumuran mereka, para pemuda memasuki tahap pencarian identitas.
Bagaimana dengan dampak minum lexotan, dr Ronny menjelaskan, secara fisik tidak terlalu kelihatan ketergantungan. Tetapi dari sisi psikologis akan mengalami ketergantungan dosis. Pengaruh G Metan dalam obat tersebut, membuat penggunanya semakin lama ketergantungan.
Kemudian menimbulkan rasa tidak puas setelah meminum dosis tertentu. Kondisi itu diperparah bila mereka berimprovisasi, yang disinergikan dengan alkohol. Kemudian terjadi intoxikasi lexotan dengan alkohol. ”Akibatnya bisa terjadi depresi hingga frekuensinya sampai tidak bisa bernafas,” ungkapnya.
Untuk ketergantungan fisik, menurut dr Ronny, bisa diobati dengan memberi bantuan nafas seperti pemberian oksigen. Ini dilakukan bila otak kekurangan oksigen maka bisa menimbulkan kerusakan. Sedangkan untuk ketergantungan psikologis, membutuhkan terapi sampai sethun lebih agar bisa meninggalkan kebiasaannya. ”Jadi, jangan pernah mencoba pil koplo. Bila sekali mencoba akan ketergantungan, dan sangat sulit untuk lepas,” katanya.
Tewasnya belasan pemuda di
”Kalau dibilang kurang represif, sejak lama kita berusaha memotong mata rantai peredaran narkoba. Bahkan sudah banyak barang bukti yang berhasil kita ungkap,” ungkap Kapolwil Kediri, Kombes Pol Tjuk Basuki. Ia menegaskan, semua pihak boleh menilai kerja polisi kurang represif. Tetapi kenyataan di lapangan, polisi tetap bekerja keras dalam memberantas narkoba.
Contoh terakhir adalah apa yang dilakukan Polresta
Wajar bila Kapolwil Kediri Kombes Pol Tjuk Basuki berkomentar seperti itu. Sebab, Ketua BNK (Badan Narkoba Kota) Kota Kediri, M Zaini menuding, pihak kepolisian kurang represif dalam menangani masalah ini. Pihaknya belum mengambil langkah untuk mencegah kematian akibat overdosis meluas. ”Kita sudah bekerja maksimal dengan cara sosialisasi gerakan anti narkoba,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kota Kediri itu.
Soal pendanaan, BNK Kota Kediri mendapatkan alokasi dana 2006 Rp150 juta dan 2007 ini Rp150 juta. Dana tersebut digunakan memenuhi biaya kegiatan dan operasional BNK. Pernyataan sedikit berbeda disampaikan Ketua BNK Kabupaten Kediri, Sulaiman Lubis. Ia mengakui, ada peningkatan jumlah pemakai narkoba jenis lexotan setiap tahunnya.
Maraknya peredaran narkoba di kalangan remaja Kabupaten Kediri membuat jumlah pengguna narkotika terus meningkat. Ironisnya, fenomena ini justru terjadi di kalangan pemuda yang didominasi para pelajar. "Setiap tahun jumlah pemakai narkoba khususnya jenis lexotan di Kabupaten Kediri terus meningkat. Ironisnya ini justru melanda pemuda dan pelajar," ungkap pria yang juga menjabat Wakil Bupati Kediri itu.
Ia menjelaskan, minimnya dana yang dimiliki BNK Kediri ini menjadi salah satu faktor sulitnya penanganan narkoba. Tahun 2007 ini, pihaknya hanya mendapat anggaran sebesar Rp125 juta, dari Rp250 juta usulan yang diminta kepada APBD Kabupaten Kediri.
Nilai tersebut menurut Sulaiman maih jauh dari memadai, mengingat pada tahun sebelumnya BNK Kediri mendapat kucuran sebesar Rp250 juta. Karena itu, ia berusaha menggalang dana dari LSM di dalam maupun luar negeri untuk membiayai penanggulangan narkoba di Kabupaten
Menanggapi tingginya jumlah korban meninggal akibat overdosis, Sulaiman mengatakan, sudah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit yang merawat untuk memperoleh informasi penyebab keracunan tersebut. Berdasarkan informasi sementara, mereka meninggal akibat mengkonsumsi psikotropika jenis double L.”BNK Kediri sendiri sudah melaporkan fenomena ini ke BNK pusat untuk ditindaklanjuti. Sebab tidak menutup kemungkinan kasus serupa akan terjadi di daerah lain di Indonesia,” tandasnya.
Fakta matinya belasan pemuda, membuat sejumlah anggota dewan angkat bicara. Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri, Achmad Salis, mengungkapkan, kinerja Badan Narkotika Kota (BNK)
Ketua DPRD Kota Kediri, Bambang Hariyanto mengungkapkan, sebenarnya semuanya pasti ada solusi. Bukan saatnya saling menyalahkan dalam menangani fenomena matinya belasan pemuda itu. Persoalannya, untuk menanggulangi kejadian luar biasa itu, harus memerlukan dana yang lumayan besar. Dan itu bisa ditalangi melalui tunjangan fungsional. Sayangnya dalam konsultasi terakhir dengan BPK, pencairan dana fungsional oleh kepala daerah bisa dianggap korupsi. ”Tetapi bila dalam kondisi darurat seperti KLB overdosis, Pemkot Kediri harus mendapat pengecualian bila tidak ingin banyak pemudanya mati overdosis,” ungkapnya.
Itu masih permasalahan bagaimana menanggulangi ovedosis. Solusi lebih teknis datang dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kediri, dr Samsul Ashar SpPd. Ia menjelaskan, polisi jangan dijadikan kambing hitam. Kendati bagaimanapun juga, polisi merupakan lembaga penegak hukum yang sangat berkompeten dalam memutus mata rantai peredaran narkoba. Tetapi bila tidak didukung semua pihak hasilnya seperti ini. Kalau masalahnya pada pendanaan, mengapa kita tidak duduk bersama, dan membicarakan masalah ini secara konkret.
”Kalau masalah kurang dana untuk menggelar razia, kenapa kita tidak support dari APBD. BNK mempunyai dana yang bisa digunakan untuk membantu polisi. Kemudian kalau kekurangan dana untuk membeli tester psikotropika, kenapa tidak membicarakan dengan kami. Insyaallah, dengan adanya pembicaraan ini, kita siap membantu. Paling tidak, kita bisa mengupayakan tester narkoba yang murah harganya,” tukasnya panjang lebar.
Wali Kota Kediri H A Maschut mengakui, keteledoran ada pada pihaknya. BNK sebagai lembaga yang menangani pemberantasan narkoba, dinilai terlambat menetapkan kejadian luar biasa.”Seharusnya sudah sejak awal kasus ini ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Saya sudah memerintahkan tim dari BNK untuk terjun mewawancarai satu per satu para korban,” ungkapnya.
Setelah investigasi diketahui hasilnya, kata Maschut, pihaknya akan meminta semua pihak terkait untuk duduk bersama membahas masalah ini. Diharapkan muncul solusi cerdas jangka pendek maupun jangka panjang dalam menangani masalah narkoba. ”Kita akan berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan masalah ini,” tukas pria yang juga menjabat Ketua Umum Persik Kediri itu.(edi purwanto, edp_snkota@yahoo.com)
Data Pasien Over Dosis Kota
RS Yang Merawat Pasien OD | Jumlah Pasien | Korban Tewas |
RSU Gambiran | 20 Orang | 5 tewas |
RS Bhayangkara | 4 Orang | 1 tewas |
RS Baptis | 6 Orang | 3 tewas |
RS Muhammadiyah | 2 Orang | 1 tewas |
RSI Al Arafah | 2 Orang | 1 tewas |
* Sumber Dinkes Kota
Data Korban Overdosis RSU Gambiran Kota Kediri 2007
No | Nama | Umur | Alamat | MRS | KRS | Penyebab | Ket |
1 | Agung Hartanto | 30 th | Kel. Burengan, Kec. Pesantren | 1 Maret | 6 Maret | Double L | MD |
2 | Agus Triono | 21 th | Ke. Dermo, Kec. Mojoroto | 7 Maret | 8 Maret | Mabuk, Miras, Topi Miring dicampur Kratingdaeng | |
3 | Agus Trianto | 32 th | Kel. Jetis, Kec. Ngronggo | 6 Maret | 12 Maret | Nafza/Miras | |
4 | Yudi | 29 th | Kel. Lirboyo, Kec. Mojoroto | 11 Maret | - | | |
5 | Roni | 22 th | Kel. Dermo, Kec. Mojoroto | 7 Maret | - | Hipoglikemia | |
6 | Tri Wahono | 22 th | Kel. Ngampel, Kec. Mojoroto | 18 Maret | 20 Maret | Intoxikasi nafza | |
Data Korban Overdosis RSU Gambiran Kota Kediri 2007 Wilayah Kabupaten
No | Nama | Umur | Alamat | MRS | KRS | Penyebab | Ket |
1 | Ribut | 31 th | Desa Bobang, Kec. Semen | 8 Maret | 13 Maret | Minum pil | |
2 | Faudin | 28 th | Desa Jatirejo, Kec. Banyakan | 7 Maret | 15 Maret | Minum Pil dan pesta Miras | |
3 | Hari Bangun | 20 th | Desa Datengan, Kec. Grogol | 3 Maret | 5 Maret | Pil Koplo | MD |
4 | Bayu Aji Samudra | 19 th | Desa Ngablak, Kec. Banyakan | 13 Maret | 17 Maret | Psikotropika | |
5 | Dewantoro | 17 th | Desa. Kenton, Kec.Plosoklaten | 12 Maret | 13 Maret | Psikotropika | MD |
6 | Wawan Hidayat | 25 th | Desa Semen, Kec. Semen | 4 Maret | 5 Maret | Psikotropika | MD |
7 | Zaenal Arifin | 22 th | Desa Grogol, Kec. Grogol | 7 Maret | 7 Maret | Miras | |
8 | Mashuda | 28 th | Desa Semen, Kec. Semen | 2 Maret | 3 Maret | Miras | MD |
9 | M Hadi | 20 th | DesaMangungrejo, Kec.Ngadiluwih | 25 Maret | - | | |
10 | Suryanto | 23 th | Desa Mangunrejo, Kec.Ngadiluwih | 26 Maret | - | Suspek OD | |
11 | Suji | 26 th | Desa Pule, Kec. Kandat | 26 Maret | - | Suspek OD | |
12 | Sumarno | 27 th | Desa Kauman, Kec. Wates | 26 Maret | - | Suspek OD | |
13 | Eko | 21 th | Desa Pule, Kec. Kandat | 26 Maret | - | Suspek OD dan cidera otak berat | |
14 | Muryani | 27 th | Kel. Tinalan, Kec. Pesantren | 26 Maret | - | Suspek OD dan cidera otak ringan | |
15 | Sutaji | 23 th | Desa Jagul. Kec. Ngancar | 26 Maret | - | Suspek OD | |
16 | Suharno | 24 th | Desa Mangunrejo. Kec. Ngadiluwih | 26 Maret | - | | |
17 | Bambang S | 29 | Belum diketahui | 25 Maret | - | Suspek OD | |
18 | Sunarto | 27 | Desa Tawangsari, Kec. Wates, | Minggu (25/3) | Selasa (27/3) | Suspek OD | MD |
19 | Pujianto | 23 | Desa Dadapan, Kec. Wates | Jumat (23/3) | Minggu (25/3) | Suspek OD | MD |
Data Korban Overdosis RSU Gambiran Kota Kediri 2007 Wilayah Kabupaten Nganjuk
No | Nama | Umur | Alamat | MRS | KRS | Penyebab | Ket |
1 | Darno | 30 th | Desa Sugihwaras, Kec. Prambon | 8 Maret | 9 Maret | Pil dan minuman keras | MD |
2 | Purwanto | 20 th | Desa Gondanglegi, Kec. Prambon | 11 Maret | 13 Maret | Suspek intixikasi nafza | |
3 | Irwanto | 23 th | Desa Kampungbaru, Kec.Tanjunganom | 7 Maret | 9 Maret | Double L | |
4 | Miftakhul Fauzi | 23 th | Desa Tanjungkalang, Kec. Ngronggot | 15 Maret | | Hipoglikemia (kekurangan gula darah) | |
5 | Saifudin | 21 th | Desa Tanjungkalang, Kec. Ngronggot | 14 Maret | - | Hipoglikemia | |
Daftar Korban Tewas RSU dr Iskak Tulungagung
No | Nama Korban | Umur | Masuk Rumah Sakit | Alamat |
1 | Taufik Armico | 21 | Masuk 3 Maret, tewas 5 Maret | Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung |
2 | Fendik | 21 | Masuk 5 Maret, tewas 9 Maret. | Desa Bago, Kecamatan Kota, Tulungagung |
3 | Dwi Prasetyo | 22 | Masuk 12 Maret, tewas 13 Maret | Desa Pacitan. Kecamatan Ngunut, Tulungagung |
4 | Nanang | 20 | Masuk 14 Maret, tewas 15 Maret | Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Tulungagung |
5 | Ahmad Rofiq | 18 | Masuk 15 Maret, tewas 17 Maret | Desa Bendiljatiwetan, Kecamatan Sumbergempol, Tulunagung |
6 | Khoirul Muhklis | 22 | Masuk 15 Maret, tewas 18 Maret | Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung |
7 | Ibnu Nita Chandra | 20 | Masuk 16 Maret, tewas 17 Maret | Desa Bendiljatiwetan, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung |
8 | M Muhtar | 23 | Masuk 16 Maret, tewas 21 Maret | Desa Bendiljatiwetan, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung |
9 | Yoga Nugroho | 24 | Masuk Minggu (25/3), tewas Selasa (27/3) | Jalan WR. Supratman RT/RW 01 Kel Kampungdalem, Kec Kota |
10 | Tirto Eko Buwono | 26 | Masuk Sabtu (31/3), masih menjalani perawatan | Warga Desa Kras, Kec. Kras, Kab. |
Nama Korban tewas Overdosis di RSUD Pelem, Pare, Kediri
No | Nama Pasien | Umur (tahun) | Tempat Tinggal | Dirawat | Meninggal Dunia |
1 | Ahmad Yusuf | 19 | Desa Langenharjo, Kec. Plemahan. | RSUD Pare | - |
2 | Amien Hermanto | 29 | Desa Pranggang, Kec. Plosoklaten. | - | Tewas (27/3) |
3 | Anwar | 20 | Desa Gedang Sewu, Kec. Pare | - | Tewas (26/3) |
4 | Udin | 20 | Desa Plemahan, Kec. Plemahan | RSUD Pare | - |
5 | Pujianto | 31 | Desa Sepawon, Kec. Ngancar | - | Tewas (26/3) |
6 | Harsudin | 26 | Desa Pranggang, Kec. Plosoklaten | RSUD Pare | |
7 | Sumadi | 25 | Desa Kedungsari, Kec. Plemahan | RSUD Pare | |
8 | Andre | 27 | Desa Plosoklaten, Kec. Plosoklaten | RSUD Pare | |
9 | Gunawan | 28 | Desa Papar, Kec. Papar | RSUD Pare | |
10 | Agus W | 27 | Desa Pranggang, Kec. Plosoklaten | RSUD Pare | |
No comments:
Post a Comment